Saturday, September 5, 2015

Pendaki Masa Gitu?

Sejak meluncurnya film-film yang mendokumentasikan tentang pendakian. Semakin hari semakin banyak saja pendaki(dalam tanda kutip) baru mulai bermunculan di muka bumi ini, wkwkw dalem banget bahasanya. Namun mereka tidak mengetahui atau malah tidak mau peduli dengan arti mendaki yang sesungguhnya. Ya meskipun tidak ada definisi yang pasti mengenai arti sebuah pendaki.

sampah bawa turun !!!
Jangan buang sampah sembarangan gan kalau ndaki !!!
Namun semakin hari saya melihat banyak sekali mereka para pendaki(dalam tanda kutip lagi) merasa "SOK" saat sudah sampai berada di puncak gunung. Entah itu berfoto-foto ria, selfie, foto mencium bendera, foto saat sholat(biar di bilang alim kali yee). Namun pada kenyatannya masih banyak mereka berbicara semaunya saat berada di gunung, berbicara jorok, mabuk, merokok, pacaran, buang sampah sembarangan, dll.

Apakah mereka cuma berfikir naik gunung itu hanyalah sebatas mencapai puncak dan berfoto saja? Jika iya berarti jangan pernah sekali-sekali mengaku pecinta alam ataupun pendaki. Karena pendaki itu adalah mereka yang mau belajar dan menyayangi alam. Mereka yang mau memaknai setiap langkah yang ia pijakan di setiap perjalanannya. Mereka yang belajar melawan ego di dalam diri sendiri dan merasa bahwa mereka adalah tidak ada apa-apanya di banding-Nya.

Sungguh miris memang, tetapi mau bagaimana lagi kebodohan memang sudah mendarah daging di darah mereka. Mendaki bukanlah kegiatan hura-hura maupun rekreasi semata, mendaki adalah waktu dimana kita bisa mengenali diri kita yang sebenarnya.

Dan ini lah yang paling miris, banyak sekali pendaki yang membuang sampah sembarangan. Ya mungkin pola pikir mereka "apalah arti sampah yang saya buang ini, toh cuma sedikit", namun bayangkan jika ada  1 juta orang yang mempunyai pola pikir yang sama? Gunung bukanlah tempat sampah !!! Gunung adalah tempat yang harus kita jaga dan kita hormati.

Jika kalian memang benar-benar ingin mendaki maka bukan cuma mental fisik saja yang harus kalian siapkan melainkan juga otak. Untuk apa kalian mendaki jika otak kalian tertinggal dirumah, atau malah jangan-jangan masih tertinggal di rahim ibu kalian? haha miris sekali.

Namun tidak sedikit dari kita yang benar-benar seorang pendaki sejati. Mereka yang mau mengalah demi teman mereka, mereka yang mau membawa sampah meskipun bukan sampah mereka, mereka yang peduli dan mau melihat alam lebih dalam lagi karena alam bukan hanya sekedar seonggok tanah yang ditumbuhi pohon saja. Dimana alam adalah refleksi diri kita sendiri, siapa sebenarnya diri kita ini. Apakah kita benar-benar manusia yang pencipta kita harapkan, atau malah kita hanyalah seonggok sampah yang tidak berguna.

Ya ini hanyalah pendapat saya pribadi, jangan di ambil hati. Sadar diri adalah cara yang lebih baik dalam memperbaiki diri kita dari waktu ke waktunya. Ingat kalau ndaki sampah bawa turun !!! Jangan cuma foto dan ngeksis doang !!!


EmoticonEmoticon