Wednesday, July 20, 2016

The Traitor

Tags

Hidup di desa itu enak dan damai, it's bullshit man!. Sama seperti hidup di kota banyak sandiwara yang terjadi disana-sini. Tetapi hanya ada satu masalah yang benar-benar saya rasakan dan perhatikan sejak kecil, tidak lain adalah masalah politik. Ya mungkin tidak semua orang benar-benar mengalaminya tetapi saya benar-benar merasakannya dan mengalaminya. Ketika masih kecil saya hanya berpikir, kurang kerjaan amat ini orang ngurusin hal bodoh yang nggak ada habisnya dan belum tentu yang mereka urusin ini bakal menghargai mereka. But i don't care, the important thing i can play with my friends that time.


Tetapi dari waktu ke waktu saya mulai semakin merasakan ada yang salah dengan kondisi saat itu. Kebetulan saya adalah orang yang kenal dekat dengan seseorang yang mempunyai peran politik di desa saya. Beliau adalah salah satu seseorang yang paling saya hormati dan segani saat itu dan akan selalu seperti itu.

Masalah demi masalah beliau hadapi dengan tenang, masalah yang mempertaruhkan nyawanya sendiri. Ikhlas adalah hal yang selalu beliau pegang teguh tanpa mengharapkan lebih dari apa yang beliau perbuat. Tetapi dilain sisi masih banyak yang saya rasa mempunyai mata hati yang buta dan masih saja menghujat dan tidak bisa menerima apa yang beliau perbuat. Oke, itu tidak bisa disalahkan sebab mereka belum begitu mengenal dekat dengan beliau. Terkadang saya berfikir mengapa beliau tidak keluar saja dari arena politik yang busuk itu dan hidup dengan damai dengan cangkul ditangan dan menanami lahan yang tandus dengan tumbuhan hijau seperti khalayak masyarakat pada umumnya, entahlah sampai sekarang saya belum tau jawabannya.

Hal itupun terus berlangsung menemani pertumbuhan masa kecil saya. Ketika teman saya melihat senyuman orang adalah hal biasa, berbeda dengan saya yang bisa melihat mana yang tersenyum dengan pikiran baik dan mana yang tersenyum dengan pikiran buruk, Maybe you're not believe that, but this is happen to me!. 

Hingga suatu ketika, didalam kehidupan kecil saya mencapai suatu titik dimana pergolakan sosial dan politik benar-benar terasa begitu sangat nyata. Pemilihan kepala desa, ya itulah awal semua cerita dari sebuah cerita lama. Terdapat dua calon yang begitu kuat saat itu, anggap saja calon A dan calon B. Dan sebagai catatan saya dan beliau satu desa dengan calon B dan dilain sisi calon A adalah salah satu sahabat beliau. Disitulah saya tahu bahwa siapapun yang menang beliau akan menghadapi masalah yang lebih besar. Saya tidak tahu saat itu beliau memilih apa tidak, yang saya tahu beliau lebih memilih menenangkan pikirannya di salah satu rumah sahabat karib beliau.

Oke, akhirnya pemilihan kepala desa pun dimenangkan oleh calon A. Dan benar saja dengan otak-otak yang goblok terjadilah kerusuhan yang mengakibatkan beberapa orang luka-luka. Sejak saat itu suasana desa seperti ada pertempuran dari dua kubu yang masih belum saling terima dan mengikhlaskan.

Sejak saat itulah saya sangat merasakan kebencian yang ada di dalam masyarakat dekat tempat tinggal saya terhadap beliau dan mau tidak mau saya pun ikut merasakan. Meskipun saya masih kecil saat itu tetapi saya tetap bisa merasakannya, sesuatu yang membuat saya semakin bingung apa yang salah dengan orang-orang ini!

Pergolakan politik di dalam desa yang dulunya tenang ini semakin terasa. Banyak sekali orang yang tidak bertanggung jawab mulai berusaha menjatuhkan kepala desa yang terpilih dan juga terhadap beliau, ya saya sangat merasakan sekali saat itu. Berbagai situasi yang tidak kondusifpun kami hadapi setiap hari hingga sampai suatu titik yang menjerat kasus kepada kepala desa yang terpilih. Ya disitulah saya benar-benar dalam kondisi yang sangat sedih karena beliau juga ikut terseret. Titik dimana saya benar-benar hampir kehilangan beliau.

Saya benar-benar bingung saat itu dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dan waktupun berjalan dengan suasana yang lebih buruk dari sebelumnya, dan akhirnya berkat kebesaran tuhan YME beliaupun lolos dengan status tidak bersalah. Tetapi naas kepada kepala desa, dia menjadi satu-satunya tersangka kasus yang sempat heboh saat itu.

Mulai saat itu terjadilah alih posisi salah satu pejabat desa tersebut untuk menempati posisi sementara yang ditinggalkan oleh kepala desa karena kasus tersebut. Situasi pun semakin membaik meskipun tidak sepenuhnya. Masih banyak pandangan mata yang penuh dengan emosi pada saya saat itu, ya tidak lain karena beliau masih mempunyai hubungan kuat dengan saya.

Waktupun berlalu hingga sampai kepada pemilihan kepala desa yang baru. Singkat cerita calon B yang tidak terpilih dulu sekarang berhasil terpilih dan resmi menempati posisi tertinggi di desa itu. Tetapi ceritapun tidak langsung menjadi baik, hanya melahirkan cerita baru yang lebih pelik.

Sejak saat itu saya sudah mulai beranjak dewasa dan pastinya saya lebih bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi, telinga ya telinga adalah senjata saya yang ampuh saat itu untuk menggali informasi. Hingga akhirnya saat itu saya mulai tahu, warga yang dulunya mendukung calon B sekarang berbalik arah dengan malah membencinya dan tidak menghormatinya. Dan yang lebih bikin saya kaget lagi warga malah lebih menghormati seseorang yang dekat dengan saya tadi, ya beliau!

Tidak mungkin tidak ada alasan dibalik itu semua. Beliau lebih dihormati karena masyarakat lebih merasa dihormati dan di beri kehidupan oleh beliau. Berbeda dengan pemimpin saat itu yang terkenal hanya suka memerintah dan suka lempar tanggung jawab, ya atas nama jabatan dia bisa melakukan apa saja mungkin yang dia pikirkan. Waktu terus berlalu dan semakin banyak orang yang menentang pemikiran dan kepemipinannya dan orang pun semakin mencintai beliau yang dulunya dipandang sebelah mata sekarang malah di anggap sebagai seeorang yang paling dihormati dan di kenal di desa tersebut.

Kehidupan saya dan beliaupun mulai membaik, dan semakin hari rasa dendam saya terhadap orang-orang yang ingin menjatuhkan beliau dulu mulai menghilang. Hingga suatu ketika beliau ditawari untuk mencalonkan diri sebagai kepala desa, dan banyak sekali warga yang mendukungnya dan bahkan siap menjadi relawan tanpa mengharapkan apapun dari beliau. Disaat itu saya seperti tersadarkan "apa ini yang dimaksud pemimpin yang benar-benar di harapakan rakyat?", tetapi entah apa alasannya beliau menolak tawaran tersebut. Padahal saat itu sudah dipastikan jika beliau mencalonkan diri beliau pasti akan terpilih!!! Tetapi beliau berpikir lain, jabatan bukanlah segalanya yang terpenting adalah bagaimana kita bermanfaat dan berguna bagi lingkungan dan warga di sekitar kita. Wow.. saya kira sudah punah orang yang seperti itu ternyata masih ada dan beliau adalah seseorang yang dekat sekali dengan saya, Suatu kebangaan tersendiri.

Finally, beliaupun tetap menjadi seseorang yang sama dan terus mengabdi kepada masyarakat tanpa kenal lelah dan bahkan melupakan keluarganya sendiri, it's true! Dan semakin hari semakin tambah yang mencintai beliau dan bahkan menjadikannya panutan. Saya tidak tahu cerita apa yang akan terjadi selanjutnya, yang pasti saya akan selalu berdo'a yang terbaik untuk beliau. Dan buat kalian yang masih ingin menjatuhkan beliau, get out from my own land!

"Seseorang yang benar-benar tulus mengabdi kepada masyarakat pantas di sebut pemimpin yang sebenarnya. Pemimpin bukan hanya berdasarkan seberapa tinggi jabatan anda melainkan seberapa besar pengabdian anda! Kita tidak perlu berlaku benar karena benar akan memperlakukan kita."


EmoticonEmoticon