Wednesday, July 20, 2016

Pengalaman Mendaki Gunung Lawu Naik Via Cemoro Kandang & Turun Via Cemoro Sewu [Edisi 2 Orang]

Gunung Lawu 2016 - Fear, Shame And Memories
Fear, Shame And Memories
Gunung, Laut, Matahari adalah beberapa tanda kebesaran tuhan yang patut kita yakini, bukan menyembah tetapi meyakini, ingat! Tetapi disini saya tidak akan membahas lebih jauh lagi mengenai kebesaran tuhan melainkan ingin berbagi cerita mengenai perjalanan saya di salah satu kebesaran tuhan tersebut, Gunung. Sudah tidak asing lagi jika saat ini gunung menjadi salah satu tempat dimana kita bisa membuang teman sembarangan mencari ketenangan yang tidak bisa kita dapatkan di kota.

Tetapi banyak juga yang mendaki hanya untuk kesenangan semata untuk mendapatkan pengakuan dari teman sekitar, itu hak setiap orang dan kita tidak pantas menghakiminya.

Saat itu saya benar-benar merasa suntuk sekali dengan pekerjaan dan perkuliahan yang saya jalani setiap hari, bukan berarti tidak bersyukur ya. Hingga sebelum puasa bulan juni 2016 kemarin saya mempunyai keinginan untuk melakukan pendakian ke suatu gunung yang belum pernah saya daki sebelumnya, it's Lawu. Tetapi sempat keinginan tersebut saya pendam karena saat itu saya sedang melakukan KKL di suatu sekolah dan mendapatkan perpanjangan kontrak perpanjangan masa bakti, heleh :P karena pihak dari sekolah masih membutuhkan bantuan kami karena pada saat itu mendekati waktu ujian akhir nasional untuk SMP. Ya kebetulan saya dan teman-teman saya memilih SMP karena sekalian ingin mencari cewek pengalaman, tetapi tidak dengan saya karena waktu SMK saya pernah juga KKL di SMP dan alhamdulilah sudah pernah dapat cewek pengalaman waktu itu dari sana, yaelah malah nostalgia.

Oke kesimpulannya masa KKL kami diperpanjang dan waktupun semakin mepet untuk melakukan pendakian karena mendekati bulan puasa. Tetapi karena niatan sudah kuat akhirnya saya nekat membuat rencana dan memutuskan untuk bolos kuliah beberapa hari, haha. Sebenarnya sayang sekali bolos kuliah karena saat itu juga sudah mendekati hari ujian akhir semester.

Akhirnya saya memutuskan untuk berangkat pada 28 Juni 2016. Dan tentunya saya tidak sendiri, saya mencari seorang teman yang sekiranya pantas untuk saya ajak. Kenapa seorang bukan beberapa? karena saya ingin berada di atas gunung selama beberapa hari dan ditambah jaraknya lumayan jauh dari tempat tinggal saya, btw gue dari jogja men :P.

Dan mendekati hari H akhirnya saya melakukan audisi besar-besaran untuk mencari siapa yang pantas menemani saya melakukan pendakian ini, F*CK Lebay. Akhirnya saya memilih salah satu sahabat saya yang paling mesum yang kebetulan rumahnya satu jalur dengan arah ke Gunung Lawu sehingga saya bisa berhemat kuota untuk mengakses Google Maps, sebut mr.Big (bukan itunya yang besar tapi perutnya, masyaalloh kayak lumbung padi. Serius!).

Basecamp Cemoro Kandang Gunung Lawu
Basecamp Cemoro Kandang
Tetapi saat itu kami berdua memang agak berat melakukan pendakian itu, kenapa? karena banyak teman-teman saya waktu itu ingin ikut dan ditambah mr.Big orangnya nggak tegaan sama seperti saya, pret. Alhasil kami pun mengesampingkan hati nurani kami, waw kayak semboyan partai dan sepakat melakukan pendakian cuma berdua saja(jangan mikir positif!). Kami berdua minta maaf teman, selain alasan jarak dan waktu terkadang kalian juga bakal ingin melakukan perjalanan hanya dengan beberapa orang saja dan bahkan sendirian.

Jum'at, 27 Juni 2016. Hari itu setelah shalat jum'at kami membeli bekal makanan untuk pendakian besok, booking alat, dll. Sedikit cerita saat belanja di salah satu supermarket dekat kos, kami benar-benar tidak tahu apa yang ingin kita beli dan kita cuma tau tujuan barang tersebut untuk menggoreng. Alhasil kita tanya ke mbak-mbak penjaganya, sangat memalukan sekali :| . Dan pasti makanan yang kita beli masih di dominasi oleh yang namanya ind*m*e, haha.

Sabtu, 28 Juni 2016. Pagi itu kami masih ada jadwal kuliah dan kita memutuskan berangkat siangnya. Sebenarnya sih cuma mr.big yang berangkat kuliah karena saya bangun kesiangan, haha kebiasaan. Oke setelah jam kuliah pagi selesai saya dan mr.big mengambil alat sewa dan mulai melakukan packing. Tetapi saat itu ada sedikit masalah lagi, ada jadwal kuliah dadakan dan sialnya saya pas kebagian presentasi saat itu.

Sebagai teman yang baik dan bijak, sahabat saya mr.big memberi nasehat dan saran kepada saya untuk bolos saja. Alhasil sayapun sedikit terpengaruh tetapi saya tetap berkomitmen untuk berangkat hingga akhirnya saya mencapai suatu titik dan memutuskan membolos, haha udah lebay ujung-ujungnya bolos juga. 

Akhirnya sayapun mbolos(udah nggak usah dibahas lagi!). Setelah dzuhur kami pun berangkat dengan naik sepeda motor. Kami pun berkendara layaknya Alberto Granado dan Ernesto Guevara di film "The Motorcycle Diaries". Dengan muka dekil tanda kelelahan dan kepanasan mengingat kami berangkat terlalu siang dan perjalanan cukup panjang. Perjalanan pun tidak begitu mulus, kami sempat kesasar beberapa kali karena Google Maps sedang tidak bersahabat karena kami lebih memilih lewat jalur alternatif daripada jalur utama. Jalanan tidak begitu mulus dan banyak perbaikan jalan sana sini membuat waktu kami semakin terulur di perjalanan, tetapi tidak masalah namanya juga perjalanan kadang mulus kadang enggak (sok bijak!).

Singkat cerita kita sudah sampai di kaki gunung lawu (cepet amat? namanya juga singkat cerita mblo!). Pemandangan yang indah dan udara yang sejuk dan juga orang pacaran sana sini menghiasi perjalanan kami. Dan akhirnya motor teman saya mengalami kelelahan yang luar biasa, tenaganya abis ditambah jalanannya nanjak sekali, sabar itulah kata yang selalu kami pegang teguh saat itu, haha.

Walhasil dengan bantuan kekuatan pikachu kamipun akhirnya sampai di depan basecamp cemoro kandang, alhamdulilah.. , kami ambil nafas sejenak disana tetapi kami belum masuk basecamp. Di basecamp cemoro kandang saat itu terbilang sepi, saya pikir mungkin karena udah pada turun atau pada sibuk malem minggu, mungkin. Tetapi saya disana teringat tentang rencana awal saya, yaitu naik dari jalur cemoro kandang dan turun melalui cemoro sewu mengingat konon katanya jarak basecamp dari keduanya nggak jauh. Oke, kami pun langsung bergegas berangkat naik motor lagi untuk membuktikan mitos tersebut, dan benar tidak begitu jauh jarak dari keduanya ya sekitar 300 meteran lah. Dan ternyata di basecamp cemoro sewu saat itu ramai sekali berbanding terbalik dengan basecamp cemoro kandang. Hingga kami berdua dihentikan seseorang untuk parkir disana dan ditawari kalau lewat jalur cemoro sewu lebih cepat sampai puncak.

Kami berdua berdiskusi dan akhirnya kami memutuskan untuk tetap keukeuh naik dari cemoro kandang dan turun di cemoro sewu, dan kamipun balik arah dan langsung check-in di basecamp cemoro kandang. Dan benar saja tempat parkir disana lenggang sekali, orangnya juga sepi nggak seperti di basecamp semoro sewu tadi. Tetapi tidak apa, kami sudah niat dan mantap lewat jalur cemoro kandang ini. Kami pun mulai packing ulang dan saya pun mendaftar di front office basecampnya untuk menyelesaikan administrasi, wkwk bahasanya.

Saat itu kita start dari basecamp setelah adzan maghrib, sebenarnya saya dapat pesan dari ayah saya kalau sampai sana sudah sore mending nginep dulu aja, dan sayapun membangkang, maafkeun!  Dan kami berdua mulai berjalan menjauhi basecamp, banyak sekali tercium bau menyan sana sini menambah horror suasana malam itu. Dan ketika kami mulai memakai senter, senter saya (dapat minjem dari pakde) tiba-tiba ngedrop dan cahayanya lesu sekali seperti kurang vitamin. Wah gawat kataku saat itu karena teman saya si mr.big tidak membawa senter. Tetapi akhirnya kami lanjut jalan dengan diiringi senterku (punya pakde, inget!) dan juga senter hp'nya mr.big. Bismilah itulah modal utama kami saat itu.

Hingga disuatu titik kami seperti merasa benar-benar drop dan seperti tidak ingin melanjutkan perjalanan. Mr.big pun berkata kepada saya "i love you" (anjir homo) "kira-kira kita kuat nggak ya sampai atas?" dengan sok bijak sayapun memberikan motivasi agar mr.big tidak terlalu ngedrop meskipun saya sendiri saat itu juga drop tetapi saya tidak mau menunjukannya karena takut mr.big tambah drop. Alhasil kita melanjutkan perjalanan dan sampailah kita di Pos 1. Perasaan lega dan harupun menghampiri kami, haha. Kami istirahat sejenak sambil melepas dahaga dengan minum beberapa galon tenggak air.

Pos 1 Gunung Lawu Via Cemoro Kandang
Pos 1 Cemoro Kandang
Saat itu kami tidak menjumpai pendaki lain, dan ditambah hujan rintik-rintik menambah kesyahduan malam itu. Akhirnya kami memulai perjalanan kami kembali, disepanjang perjalanan menuju pos 2 saya membuat kesalahan fatal meskipun teman saya mr.big telah memperingatkan saya. Saya memakan sesuatu yang seharusnya tidak saya makan karena mr.big sudah pernah mengalaminya dia langsung mewanti-wanti saya agar tidak memakannya, tetapi saya membangkang, itulah saya seorang pembangkang. Apa sesuatu tersebut? jangan ditanya karena ini benar-benar memalukan sekali dan saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Oke perjalanan berlanjut, belum ada gejala dan masih aman. Akhirnya kami sampai di Pos dua, disana saya berjumpa dengan dua pendaki yang bermalam disana, mungkin sepasang kekasih karena cowok dan cewek. Sepertinya mereka kelelahan sekali karena cowoknya sampai tidur ngorok keras sekali dan mungkin sampai membuat penunggu lawu terusik, enggak kok selama kita sopan maka penunggu lawu juga akan segan.

Disana kami memutuskan mengambil nafas sejenak dan ternyata di belakang kami ada pendaki rombongan dari tuban kalau tidak salah 6 orang saat itu, kami pun beradu pokemon bercengkerama dengan hangat layaknya pendaki pada umumnya. Saling bercerita dan bersendau gurau dengan orang baru adalah salah satu momen terbaik dalam pendakian gunung.
Pos 2 Gunung Lawu Via Cemoro Kandang
Pos 2 - Cemoro Kandang
Hingga akhirnya kami setuju untuk menghentikan omong kosong ini dan melanjutkan perjalanan, haha. Menuju pos 3 jalanan mulai menanjak namun banyak datarnya tetapi di sepanjang sisi banyak jurang curamnya, memang di jalur ini menuju puncak akan lebih lama tetapi banyak jalur landainya namun banyak jurangnya, harus hati-hati. Perasaan saya mulai tidak enak dan kondisi badan mulai terasa ngedrop, mungkin efek makan sesuatu tadi mulai terasa dan ditambah senter yang saya bawa semakin redup parah dan saya hanya mengandalkan mata saringgan awas saya.

Badaipun mulai menghampiri, dan badan saya semakin drop, tetapi saya masih keukeuh melanjutkan perjalanan karena disepanjang jalan tidak ada dataran yang pas untuk membuat tenda(jurang semua, bahaya). Kami tidak mau ambil resiko dan tetap melanjutkan perjalanan. Selama perjalanan menuju pos 3 ini saya seperti semakin lemah saja, untungnya sahabat saya mr.big selalu memberi motivasi saya. Lelah memang tapi itulah resiko mendaki dan saya tahu itu konsekuensinya.

Badaipun semakin besar, kami banyak berhenti karena sepanjang jalan medannya jurang semua. Dua tiga kali saya hampir terperosok, ya minimnya cahaya adalah faktor utamanya, ya itu diluar dugaan saya si senter semakin tidak bersahabat. Kamipun tetap melanjutkan perjalanan dengan perlahan, hari semakin larut badai semakin besar bertiup tanpa henti. Hingga akhirnya kita sampai di shelter pos 3, dengan terpaksa kami memutuskan untuk berhenti melanjutkan perjalanan dan bermalam disana ini demi keamanan dan keselamatan bersama.
Pos Bayangan Gunung Lawu Via Cemoro Kandang
Pos Bayangan - Berada di antara Pos 2 dan Pos 3 Cemoro Kandang
Didalam shelter sudah banyak orangnya, bahkan yang dari tuban tadi juga sudah disana dan sudah pada tidur dengan berselimutkan jas hujan. Tempatnya begitu sempit karena ada kelompok yang mendirikan tenda kap 6 di dalam, sehingga kita harus benar-benar bisa menghemat tempat untuk tidur. Teman saya mr.big meminta saya untuk tidur dengan sleeping bag saja, tetapi saya ngotot untuk mencoba dulu mendirikan tenda. Ya saya terpaksa mendirikan tenda di atas sampah-sampah karena memang itu tempat yang tersisa. Meskipun tidak bisa berdiri dengan sempurna yang penting sudah bisa membantu kita melindungi dari dinginnya angin dan badai malam itu.

Pos 3 Gunung Lawu Via Cemoro Kandang
Pos 3 - Eat, Rest And Sleep
Sebelum tidur kamipun makan nasi bungkus yang sudah kita beli dari jogja tadi, jujur teman saya satu ini goblok sekali, haha kenapa? membawa nasi pakai sayur tetapi tidak didinginkan terlebih dahulu, alhasil baunya hadeh tetapi masih tetap di makan, nggak kenal kata basi katanya kalau di gunung. Ini diluar rencana kami, karena rencana awal kalau sudah ngecamp mau masak nasi berhubung tempat dan kondisi tidak mendukung jadi kami makan apa adanya. Sebagai catatan nasi saya tidak basi karena saya belinya nggak pakai sayur dan sudah saya dinginkan, dan kenapa punya teman saya tidak saya dinginkan? karena teman saya ngotot katanya nggak bakalan basi, dan hasilnya? haha nggak papa buat pelajaran.

Kamipun langsung tidur ditemani suara gesekan atap shelter yang terbuat dari seng besi dan membuat suasana sedikit horror, tetapi inilah alam dengan sejuta kelebihannya. Sebagai catatan hampir setiap pos di Lawu ada shelternya sehingga jika kita tidak membawa tenda kita bisa memanfaatkannya, berharap saja kebagian tempat, hehe.

Keesokan harinya benar saja badan saya terasa berat dan sepertinya sakit, efek makan yang seharusnya tidak saya makan. Dan teman-teman pendaki lainnya yang bermalam di situ sudah mulai bergegas untuk melakukan perjalanan lagi. Teman saya mr.big masih tidur dengan lelapnya, ada yang memanggil-manggil kami mengajak jalan tetapi saya tidak sanggup bangun karena badan drop. Akhirnya saya melanjutkan tidur saya, dan ketika bangun lagi saat itu sudah siang sekitar jam 9, mr.big sudah diluar tenda dengan kopi hangatnya, dan saya masih berjuang untuk bangkit dari pulau buatan saya semalam, wkwk.

Sepanjang jalan Pos 3 - 4 Gunung Lawu Via Cemoro Kandang
Sepanjang Jalan Menuju Pos 4
Alhamdulilah, badan saya sudah mulai membaik tetapi kami masih menunggu badan saya lebih baik lagi karena perjalanan masih panjang. Tidak apa waktunya agak molor yang penting keselamatan yang utama. Akhirnya saya memutuskan untuk mulai kembali perjalanan dan mulai packing alat kembali. Tidak lupa kami mengisi air di sendang dekat pos 3, kalau tidak salah namanya sendang panguripan. Badan saya mulai melemah lembali, akhirnya saya membuat salah satu minuman bernergi dan saya tau kalau ini akan membuat bertenaga dan akhirnya nanti akan membuat lebih lemas lagi. Tetapi tak apa, saya akan berusaha mempertahankannya sampai atas.

Sendang Panguripan Gunung Lawu Via Cemoro Kandang
Sendang Panguripan - Mr.Big sedang mengambil air
Benar saja badan saya mulai terangkat kembali tenagannya meskipun masih tidak enak. Terlepas dari itu banyak sekali pemandangan yang indah kami temui mengingat kami berangkat malam dan belum melihat apa-apa. Disepanjang jalan banyak sekali tanaman-tanaman jamur dan lumut yang indah sekali. Saat itu kabutnya agak tebal sehingga kami tidak bisa terlalu jauh memandang pemandangannya. 
Pos 4 Gunung Lawu Via Cemoro Kandang
Pos 4 - Cocok untuk mendirikan tenda (ngecamp)
Hingga kita sampai di pos 4 dan memutuskan untuk sholat dzuhur, di pos 4 terdapat juga shelter dan juga beberapa tanda pengingat pendaki yang pernah meninggal di Gunung Lawu. Istirahat sebentar dan kita langsung melanjutkan pendakian, singkat cerita alhamdulilah perjalanan mulus dan kita sampai di warung kebanggaan dan juga warung tertinggi di Indonesia yaitu warung mbok yem. 
Rumah Kaleng di Gunung Lawu
Rumah Kaleng
Sebelumnya kami sempat singgah di rumah kaleng yang terkenal juga di lawu. Kamipun istirahat sejenak di warung mbok yem dan hujan deraspun langsung mengguyur, alhamduliah sudah sampai untungnya syukurku saat itu.

Warung Mbok Yem Gunung Lawu 2016
Warung Mbok Yem
Keinginan kita yang dulunya begitu besar untuk makan nasi di warung mbokyem ini akhirnya gagal, perut kami seperti belum bisa menerima makanan. Akhirnya kami hanya tidur-tiduran sejenak sambil menunggu hujan reda dan memutuskan untuk mendirikan tenda di luar.

Setelah hujan reda kami mulai mendirikan tenda di luar, mungkin saat itu sekitar jam 6 sore. Singkat cerita tenda sudah berdiri dan kami pun mulai memasak nasi, air, dan yang paling spesial adalah menggoreng tempe, haha. Dan berhubung langit masih mendung akhirnya kembali turun hujan dan kamipun memutuskan untuk memasak di dalam tenda. Sebenarnya ini sangat beresiko memasak di dalam tenda, takut kompornya error dan apinya membesar dengan sendirinya tetapi untungnya saat itu kompor sedang bersahabat, alhamdulilah.
Memasak Di Gunung Lawu
Persiapan mau jualan gorengan - The cooking man
Diiringi suara perut yang sedang sibuk berdemonstrasi kamipun mulai menyelesaikan masakan satu persatu, kenapa satu per satu? Karena kompornya cuma satu! haha. Setelah selesai memasak akhirnya makanan siap untuk dimakan, sebelum makan kami tentunya tidak lupa untuk selfie berdo'a terlebih dahulu. Lanjut setelah makan giliran mr.big yang tidur duluan, sedangkan saya mau menikmati suasana dan ngopi-ngopi diluar. Dan tiba-tiba turun hujan lagi dan akhirnya saya menyusul mr.big menuju alam mimpi.

Setelah kami terbangun keesokan harinya, kamipun langsung bergegas memasak untuk sarapan. Sebenarnya bukan kami ya tapi pagi itu cuma mr.big yang memasak, saya cuma kluntang-klantung seperti pengangguran pada umumnya, haha (saya masaknya udah tadi malem). Alhasil masakan mr.big pun sudah jadi dan beliau malah hanya makan sedikit karena diet sudah kenyang makan masakan sisa tadi malam.

Pos 5 atau bawah puncak Gunung Lawu 2016
Mr.Big sedang makan, kasian sendirian
Kita langsung membongkar tenda dan packing barang lalu kami mau lanjut menuju puncak. Sebelum mulai summit kami pun berdo'a terlebih dahulu, setelah itu lanjut berjalan perlahan-lahan sambil menikmati pemandangan sekitar.


Good Morning Good People
Didalam perjalanan menuju puncak kami kehabisan air, dan akhirnya kami hanya minum embun di sepanjang jalan. Akhirnya kita sampai di puncak dan ternyata masih diselimuti awan tebal. Kamipun menunggu sampai awannya berkurang dan setelah puas foto-foto alay menikmati pemandangan kamipun memutuskan turun dengan terus mencari embun untuk membasahi tenggorokan kami.

Puncak Hargodumilah Gunung Lawu 2016
Mr.Big in the frame - Goal
Seperti rencana awal kamipun memutuskan untuk turun melalui jalur Cemoro Sewu dan seperti di peta setelah puncak akan ada sumber air sendang drajat. Disitulah target kami selanjutnya, yaitu mencapai sendang drajat dan mengisi stok air. Ternyata puncak menuju sendang drajat lumayan jauh (lumayan jauh bagi orang yang kehausan), sepanjang jalan kami ditemani kabut yang cukup tebal dan tentunya udara dingin khas gunung. Sering sekali kami berhenti hanya untuk mencari embun untuk membasahi mulut kami yang sangat haus ini.


Buah yang aman di makan di Gunung Lawu
Salah satu buah yang aman di makan di Gunung Lawu
Dan akhirnya kami sampai di sendang drajat dan mulai mengisi stok air dan sambil mencuci badan. Dingin memang tetapi rasanya segar sekali, sayang sekali di sendang drajat ini airnya sudah banyak tercemar seperti minyak dan banyak sekali uang koin bertebaran. Kebiasaan melempar koin ke dalam mata air ini sepertinya masih banyak yang melestarikannya tetapi saya pribadi tidak setuju karena saya kira uang koin logam hanya akan mencemari airnya. Sedikit pesan kalau meminta sesuatu ya cuma pada yang diatas, dan berusahalah untuk menggapainya bukan malah melestarikan budaya purba yang sangat tolol sekali ini.

Setelah puas bermain air, haha kamipun langsung melanjutkan perjalanan, selama perjalanan melalui Cemoro Sewu kami melewati sumur jalatunda, sumur yang terkenal yang berada di Gunung Lawu ini. Ayah saya pernah kesini dan pernah masuk kedalamnya, singkat cerita didalamnya lubangnya cuma sempit tetapi didalamnya ruangannya besar tetapi gelap sekali tidak ada penerangannya. Dan didalam beliau bilang kalau banyak sekali tulang belulang manusia dan hanya boleh ditemani penjaga disana kalau mau memasukinya.


The Mushroom
Kita kembali ke perjalanan, sepanjang jalan kabut masih sangat tebal tetapi jalan masih kelihatan jelas karena lewat jalur Cemoro Sewu ini jalurnya sudah di tata sedemikian rupa oleh penduduk setempat dan juga relawan. Jalur ini kemarin sempat terjadi kebakaran dan mengakibatkan korban jiwa, ya melihat vegetasi yang sangat rimbun dan tanah dan batu yang mudah longsor ini memang jalur ini lumayan bahaya sekali jika cuaca tidak mendukung.

Hingga di suatu titik saya merasakan perut saya mulas luar biasa dan ingin segera sekali cepat sampai basecamp untuk bisnis pribadi saya ini. Kenapa saya tidak melakukannya disana saja? menurut saya itu adalah sikap yang sama sekali tidak etis dan hanya menambah lingkungan tercemar saja, oke saya mengaku! Kami lupa bawa tisu basah, itu asalasannya. Puas? :(

Dan tidak lupa teman saya yang paling kampret ini mengejek saya habis-habisan. Oke, sayapun menerimanya dengan lapang dada dan sembari berdo'a semoga tuhan segera memberi balasan yang setimpal.

Vegetasi Gunung Lawu Jalur Cemoro Sewu
Vegetasi di sepanjang jalan jalur Cemoro Sewu
Selama perjalanan kami sering sekali memasang dan mencopot jas hujan karena hujan yang sering datang tiba-tiba. Hujan membuat medan semakin licin dan sangat membikin was-was sekali mengingat banyak sekali bekas longsoran tanah dan batu di sepanjang jalan. Dan seperti biasa selama perjalanan kami juga bertemu dengan pendaki yang lain, teman-teman dari klaten kalau tidak salah waktu itu. Saat itu terbilang jalur sangat sepi karena hari itu hari senin dan kebanyakan pendaki sudah pada turun. Kami juga sempat bertemu dengan seorang bapak yang mengajak anak-anaknya mendaki, namun ada salah satu dari anaknya yang penyakitnya kambuh dan mereka bilang kami nggak papa duluan saja, kamipun langsung melanjutkan perjalanan kembali.

Tebing batu yang rawan longsor di sepanjang jalur cemoro sewu gunung lawu 2016
Sepanjang jalur Cemoro Sewu terdapat banyak tebing yang rawan longsor - Hati-hati!!!
Setelah cukup lama perjalanan, kamipun hampir sampai pos 1 dan belum sampai pos tiba-tiba hujan deras. Kamipun langsung bergegas menuju shelter pos dan berteduh disana. Disana rombongan pendaki dari klaten tadi juga berteduh, kitapun terjebak hujan deras di pos 1 sampai sore. Disini kami sedikit mengalami cerita lucu, sebenarnya cuma saya karena mr.big lah yang menjadi korban lucunya. Kenapa? Saat itu hujan sangat deras sekali dan mr.big mengalami fase yang mengharuskan dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tubuhnya (halah bahasanya bilang aja pengen berak!). 

Dengan berlagak bijak seperti kebanyakan motivator sayapun menyarankan beliau untuk membawa batu kecil ke dalam sakunya seperti mitos yang sering beredar di masyarakat, haha. Tetapi beliau malah marah-marah mengajak saya nekat turun lebih awal meskipun hujan masih deras, dan dengan tenang sayapun menolaknya(sambil tertawa jahat) dan bukan tanpa alasan saya menolaknya karena saat itu jas hujan saya sobek karena suatu tragedi konyol. Beliaupun gelisah luar biasa, sedangkan saya hanya sibuk menertawainya layaknya teman pada umumnya, haha. Ya mungkin ini adalah jawaban dari do'a saya tadi atau memang ini sudah saatnya kami melepas beban yang ada di dalam tubuh kami.

Setelah hujannya agak reda kamipun langsung bergegas melanjutkan perjalan karena mengingat saat itu hari juga sudah mulai gelap. Selama perjalanan kami diiringi rintik-rintik hujan dan juga kabut, beruntung sekali jalurnya sangat jelas sekali dan tidak bercabang sehingga tidak membuat kami bingung.

Selama perjalan kami kami seperti termenung dan mengingat kembali saat-saat mendaki ramai-ramai bersama banyak teman, berbeda dengan sekarang yang hanya kami berdua saja. Sepi, gelisah dan kadang-kadang rasa menyesal tidak mengajak teman-teman itu seperti menghamipir tanpa bisa dicegah. Wajar ini adalah pertama kali kami melakukan pendakian dengan hanya dua orang saja. Hari mulai gelap dan hujanpun mulai sedikit deras tetapi kami belum sampai basecamp juga. Saat itu saya tidak mengeluarkan senter karena sudah pasti tidak terang dan hanya percuma, untung masih ada cahaya dari langit sore yang membantu kami saat itu.

Setelah melalui langkah yang tertatih-tatih karena kelelahan kamipun berhasil mencapai basecamp Cemoro Sewu, tapi perjalanan kami belum selesai karena kami mendaftar di basecamp cemoro kandang maka kita akan langsung melanjutkan perjalanan ke basecamp cemoro kandang. Kamipun melanjutkan perjalanan melalui trotoar pinggir jalan sambil ditemani hujan yang semakin deras. Dan saat itu suasana benar-benar sepi sekali padahal masih sekitar jam setengah tujuh sore. Rasanya seperti jauh sekali untuk mencapai basecamp cemoro kandang, mungkin juga karena efek kelelahan yang kami alami.

Kamipun memasuki perbatasan jawa timur dan jawa tengah, ya hebat sekali kami pergi dari jawa timur ke jawa tengah dengan hanya berjalan kaki, haha. Dan akhirnya setelah beberapa banyak langkah kamipun sampai di basecamp cemoro kandang. Lega rasanya tak lupa kami bersyukur kepada Tuhan YME yang telah memberi kami keselamatan tanpa cacat sedikitpun. Setelah sampai di basecamp saya langsung mengonfirmasi ke pengurusnya sambil mengambil KTP. Sebelumnya kami memang sudah mendaftar untuk naik selama dua hari sehingga pihak basecamp tidak khawatir karena memang kami sudah mendaftar untuk 2 hari.

Berhubung hari sudah malam akhirnya kami memutuskan untuk menginap dibasecamp, dan juga mengingat hujan semakin deras. Kamipun meletakan barang di salah satu ruangan yang disediakan pihak basecamp. Kami langsung memasak air untuk menghangatkan badan dan juga langsung memasak nasi. Disana kami bertemu dengan satu rombongan pendaki dari semarang, mereka basah kuyup dan ada satu orang dari mereka cedera. Dan uniknya lagi ada satu cewek yang membawa tas carrier besar sekali sedangkan laki-laki lainnya hanya membawa tas kecil, sungguh ironi sekali, haha.

Saya sempat mengobrol dengan beliau (cewek yang bawa tas carier gede tadi), ternyata beliau adalah mahasiswi UNS dan gerombolan laki-laki yang bersama beliau tadi adalah adik tingkatnya, singkatnya beliau adalah senior. Ternyata meskipun seorang cewek beliau sangat bertanggung jawab sekali, karena ada sang pembawa carier cedera maka beliaulah yang menggantikannya. Pertanyaannya kenapa nggak laki-laki lainnya aja yang nggantiinnya? saya tidak tahu pasti, yang pasti sisanya masih pada pemula dan beliaulah yang menanggungnya(katanya), sungguh senior yang baik.

Sempat saya bertanya kenapa tidak menginap saja melihat kondisi sudah malam dan hujan deras. Ternyata jawaban beliau begitu mengagumkan, sebenarnya beliau ingin menginap tetapi adik-adik tingkatnya tadi besok ada acara pagi-pagi sekali di kampus alhasil beliau harus mengalah dan terpaksa pulang malam itu juga. 

Setelah beliau dan kelompoknya pulang kami pun di basecamp hanya berdua saja, masak nasi dan memasak indomie yang masih sisa satu. Pada akhirnya kamipun menjalani  3 malam yang penuh kesepian ini di gunung lawu. Malam itu hujan sangat lebat sekali dan kamipun tidak langsung tidur, kami mulai ngomong ngelantur sana sini mengingat kembali perjalanan yang kami tempuh kemarin. Lega dan senang itulah yang kami rasakan, akhirnya rencana awal pun terpenuhi naik dari jalur Cemoro Kandang dan turun melalui Cemoro Sewu jadi sekali pendakian dua jalur sekaligus. Dan ada satu kejadian lucu malam itu, senter yang saya bawa ketika diatas sangat redup sekali ketika saya hidupkan lagi dibasecamp cahayanya terang sekali, believe it or not! Positive Thinking.

Keesokan harinya kamipun memasak nasi kembali untuk sarapan sebelum melanjutkan perjalanan ke rumah. Dan pagi itu giliran saya yang masak karena teman saya mr.big sibuk dengan masalah pribadi perutnya. Alhasil mengingat bahan makanan yang mepet sayapun hanya memasak seadaanya, nasi dicampur indomie sisa tadi malam dan sedikit tambahan saus.. wala this is it... nasik iyek sebut salah satu pengurus basecamp menamainya, haha. Setelah selesai makan kamipun bergegas packing barang dan langsung pulang.

Basecamp Cemoro Kandang - Masak Ceria
Nasi Iyek - Usahakan jangan nanya rasanya gimana! :P
Ini adalah salah satu perjalanan terbaik yang saya lakukan di tahun 2016 ini, sebuah petualangan yang sangat berkesan sekali. Pendakian hanya ditemani satu orang saja dan itu benar-benar melatih kewarasan otak saya. Ketika satu jatuh dan kamu tidak bisa bertahan maka kamu juga akan ikut jatuh, benar-benar sangat beresiko dan sangat tidak di anjurkan jika kita masih pertama dalam mendaki gunung.

Kami hanya mendaki berdua bukan untuk pembuktian diri ataupun ajang bersenang-senang tetapi kami benar-benar ingin menikmati alam ini dengan sungguh-sungguh, itu saja. Sempat ada yang bilang pendaki sejati itu akan mencari waktu yang sepi dan benar-benar meminimalisir teman untuk melakukan pendakian, tetapi disini saya bukan mau dibilang saya pendaki sejati karena saya hanya senang saja berpetualang apalagi di alam dengan sedikit orang. Dan yang terpenting adalah ketika kalian mendaki gunung bawa turun sampah dan temanmu :P.

Perjalanan beribu-ribu mil tidak akan bisa kita mulai tanpa membuat satu langkah kecil, dan perjalanan adalah ajang perenungan diri dimana kalian akan sadar jalan mana yang akan kalian tempuh selanjutnya. Satu keinginan kecil saya selanjutnya adalah mendaki dengan diri saya sendiri, beresiko? tentu, karenanya butuh kesiapan yang benar-benar matang lagi. semoga bisa terwujud, aamiin..

Puncak Gunung Lawu 2016 - Mr.Big In The Frame
Mr.Big
Terimakasih kepada Mr.Big yang mau meluangkan waktu menemani perjalanan yang sangat saya idam-idamkan ini. 

2 komentar

Keren gan.. (y)
jadi pgen ndaki nih.. hee

Haha terimakasih, tenang tetangganya sindoro masih menunggu gan


EmoticonEmoticon