Wednesday, May 10, 2017

Fenomena AHOK, Cara Tuhan Menyadarkan UmatNya

Siapa sih yang nggak kenal sama yang namanya Pak Ahok, Beliau mulai mencuat namanya ke publik setelah mengikuti pilkada DKI tahun 2012 yang menjadi wakil dari Joko Widodo yang sekarang telah menjadi orang nomor 1 di Indonesia ini. Namun saat itu nama Ahok belum se terkenal sekarang, mungkin dulu Ahok hanya dikenal dengan sikapnya yang keras dan ceplas ceplos.

Ahok Di Penjara 2 Tahun - Fenomena Ahok
www.pexels.com
Berbeda dengan sekarang, beliau lebih dikenal dengan sebutan "Sang Penista Agama". Ya mungkin anggapan itu terlalu berlebihan bagi sebagian orang khususnya bagi para pendukungnya. Gara-gara ucapannya yang menyinggung perihal Surat Al-Maidah ayat 51, beliau menjadi musuh sebagian umat Islam yang ada di Indonesia ini.

Kenapa saya bilang sebagian? Ya karena masih banyak sebagian umat Islam yang ada di Indonesia ini yang masih mendukung dan bahkan memujanya. 

Bahkan sampai ada ulama dan organisasi terkenal secara langsung maupun tidak langsung mendukung beliau ini. Sehingga umat yang bisa dikatakan masih dangkal ilmu agamanya menjadi bingung mau ikut ulama yang mana. 

Dan pada akhirnya Ahok pun di jatuhi hukuman penjara 2 tahun. Sudah kalah di pilkada DKI masuk penjara pula, duh emang kasian ya tapi ya mau bagaimana lagi. Tetapi dengan durasi hukuman yang bisa dibilang terlalu ringan, hal ini malah menimbulkan kontra bagi para penuntut ahok. Mereka merasa hukuman tersebut masih kurang cukup mengingat akibat yang sangat besar karena ulah dari Ahok ini. Isu agama menjadi lebih sensitif, dan bisa dibilang mengancam keutuhan NKRI.

Tetapi poin pentingnya adalah kita bisa belajar banyak dari peristiwa ini, bahwa kita tidak boleh melupakan agama dalam aspek kehidupan apapun. Apalagi bagi kita yang beragama Islam, kita seharusnya tersadarkan berkat peristiwa ini. Kita harus kembali pada Al-Qur'an dalam hal melakukan apapun.

Lha terus kamu dukung ahok apa enggak? Terus terang jika ada pertanyaan seperti pasti yang bertanya adalah pendukung Ahok dan saya lebih memlilih untuk diam. Namun diam disini bukan berarti saya tidak punya jawaban.

Mendukung ataupun tidak mendukung sebenarnya itu juga tidak ada efeknya sedikitpun yang akan saya rasakan, toh saya juga bukan warga DKI dan juga tidak tinggal disina. Tetapi ketika kita di hadapakan dengan pertanyaan kamu mau bela kafir apa muslim? Tentu saya akan menjawab dengan tegas membela muslim. Kenapa ribet amat sih jawabnya??? Ya mau bagaimana lagi kalau kita cuma terfokus pada status jabatan misal : Gubernur, presiden, ketua RT dll kita pasti sulit mengaplikasikannya dalam kasus yang lain.

Sebelum kita tahu mau berpihak kemana kita, kita wajib tahu mana itu Hak dan mana itu Batil. Ketika kita sudah tahu perbedaan keduanya pasti kita akan tahu kemana keberpihakan kita akan tertuju.

Yang pasti kita sebagai umat muslim harus berani membuat keputusan berdasarkan aturan agama kita yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah. Jangan takut kalau cuma ditinggalkan teman gara-gara kita berbeda dengan keputusan mereka. Tetap pertahankan apa yang kita yakini benar, tentunya benar disini berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah ya.

Dengan adanya peristiwa ini mungkin Allah SWT ingin menunjukan dan menyadarkan kepada kita, mana yang kaum munafik dan mana kaum yang benar-benar muslim sejati. Semoga hal ini adalah salah satu hal yang akan menandai kebangkitan Islam khususnya di Indonesia ini. Aamiin...


EmoticonEmoticon