Wednesday, May 24, 2017

MISTERI!! Terulangnya Kisah Kaum Sodom-Gomorah di Dataran Tinggi Dieng

Di akhir tahun 2016 kemarin saya beserta salah satu teman melakukan pendakian ke Gunung Prau yang masih masuk wilayah dataran tinggi Dieng. Singkat cerita kami berangkat dari Jogja dan memilih rute melalui jalan Tambi, ketika perjalanan mulai mendekati jalan Raya Dieng saya dan teman saya begitu takjub dengan suasana orang-orang di sana yang menurut saya sangat islami sekali.

Misteri Legetang di dataran tinggi dieng 2017
Tugu Peringatan Tragedi Legetang
Dari anak kecil hingga orang tua mereka mengenakan pakaian muslim yang sangat agamis sekali. Bagi saya pribadi itu adalah pemandangan yang sangat langka sekali dan hanya saya jumpai di lingkungan sejenis pesantren/pondok.

Mulai dari laki-laki yang memakai sarung, baju muslim dan peci secara kompak di sepanjang jalan hingga anak perempuan hingga dewasa yang memakai jilbab panjang bahkan banyak yang bercadar berlalu lalang di jalan ini. Mungkin selain di pondok/pesantren pemandangan ini sering kita jumpai di daerah kita ketika hari raya idul fitri dan juga idul adha saja, berbeda dengan orang-orang disini yang tetap memakai busana agamis meskipun di luar suasana hari raya.

Dan disanalah kami sempat mengutarakan keinginan mempunyai rumah disana dan punya istri orang sana, haha :'D

Lanjut memasuki jalan utama Dieng kami hanya di suguhkan pepohonan rindang kiri kanan hingga sampai memasuki sebuah pedesaan yang lumayan padat sekali. Yang menyita perhatian saya disana adalah bangunan antar masjid dengan masjid yang bisa dibilang saling berdekatan. 

Kondisi Gunung Pengamun-amun saat ini
Disanalah saya mulai timbul pemikiran untuk apa masjid sebanyak ini sedangkan penduduknya sendiri bisa dibilang cukuplah meskipun bangunan masjidnya tidak sebanyak ini. Pertanyaan ini masih saya simpan dan akhir-akhir ini saya mulai menemukan jawabannya.

Pernah suatu malam saya mendadak terbangun dan sulit untuk kembali tidur lagi, hingga tidak sengaja saya mendengar suara tv yang sedang di tonton ayah saya menampilkan berita tentang sejarah bencana di daerah Dieng. Tentu saat itu saya hanya mendengarkan suaranya saja karena malas beranjak dari tempat tidur.

Singkatnya berita tersebut mengatakan bahwa di kawasan dataran tinggi dieng pernah terjadi bencana meletusnya suatu kawah yang bernama kawah sinila. Karena minimnya informasi yang saya dengar saat itu, saya malah menjadi penasaran.

Keesokan harinya saya mulai mencari tahu tentang letusan kawah sinila tersebut di internet. Hingga akhirnya rasa penasaran saya bisa terpuaskan, dan tidak sengaja saya malah menemukan tragedi lainnya yang pernah menimpa salah satu daerah disana.

Tragedi meletusnya kawah sinila di Dieng
Tragedi Sinila
Tragedi Legetang orang menyebutnya, jujur informasi ini masih baru bagi saya.

Legetang adalah nama dukuh yang masuk dalam wilayah Banjarnegara. Di dukuh Legetang ini dulunya terkenal akan pertaniannya yang begitu subur dibanding daerah-daerah tetangganya. Ketika daerah lain mengalami paceklik, dukuh Legetang ini malah mengalami panen yang melimpah.

Namun dengan dikaruniain tanah yang begitu subur ini malah membuat mereka menjadi lupa bersyukur dan malah hobi bermaksiat kepada Allah SWT. Dulu hampir semua penduduk di dukuh Legetang ini mempunyai perilaku seperti binatang khususnya di masalah perilaku seksual.

Mereka setiap malam mengadakan acara Lengger dengan penari yang tentunya memancing nafsu setiap orang yang hadir. Hingga pada akhirnya penduduk disana mempunyai perilaku sek bebas bahkan sampai berhubungan sesama jenis, entah itu laki-laki dengan laki-laki ataupun perempuan dengan perempuan dengan alasan adat kejawen. Bahkan yang pernah saya dengar ada perilaku anak yang berhubungan badan dengan ibu kandungnya sendiri, Naudzubillah.

Tulisan di Tugu Peringatan Tragedi Legetang
Perilaku tersebut akhirnya mendapat azab dari Allah SWT, tepatnya pada suatu malam pada 16 April 1955. Pada malam tersebut mereka masih sama dengan mengadakan acara lengger seperti malam-malam biasanya. Hingga hampir tengah malam tepatnya hujan mulai mengguyur deras tetapi penduduk disana tidak peduli dengan hal itu, hingga terjadilah suara ledakan yang begitu keras sampai terdengar jauh ke wilayah lainnya.

Saat itu suara gamelan mendadak sepi dan hening, suara riuh tawa penduduk yang sedang berpesta nafsu tidak terdengar lagi.

Penduduk desa yang mendengar dan berdekatan dengan dukuh Legetang ini tidak berani langsung memeriksa apa yang sebenarnya sedang terjadi. Hingga keesokan harinya para penduduk tetangga terkejut dengan kondisi dukuh Legetang ini yang sudah tertimbun tanah bahkan membentuk sebuah bukit.

"And there is no city but that We will destroy it before the Day of Resurrection or punish it with a severe punishment. That has ever been in the Register inscribed." Al-Isra [17:58]


Dan mereka meyakini bahwa tanah yang menimbun dukuh ini pasti berasal dari puncak Gunung Pengamun-Amun. Namun yang membuat mereka heran adalah puncak gunung yang terpotong ini seperti sengaja terbang dan langsung menimbun dukuh Legetang ini. Karena di sekitar bawah puncak Gunung Pengamun-Amun terdapat jurang dan juga sungai namun tidak sedikitpun tertimbun tanahnya.
Jarak Gunung Pengamun-amun dan Dukuh Legetang
Cerita ini bukanlah mitos dan cerita fiksi belaka, melainkan kisah nyata yang benar-benar pernah terjadi di bumi Nusantara ini. Dan menurut saya hal inilah cara Allah SWT memberi pelajaran bagi manusia lainnya untuk berfikir dan kembali kepada agama Islam sepenuhnya.

Tentu peristiwa Sodom dan Gomora yang terjadi di Indonesia tepatnya di daerah dataran tinggi Dieng ini tidak mau terulang lagi kan.

Di tahun 2017 ini isu LGBT semakin bertambah gencar, mereka meminta perlindungan HAM dan yang lebih parahnya ada ulama terkenal di Indonesia ini yang mengajak untuk menghormati hak mereka.

"Indeed, you approach men with desire, instead of women. Rather, you are a transgressing people." [Al-A’raaf 7: 81]


Dan menurut saya pribadi perilaku tersebut bukanlah hak yang perlu kita hormati, melainkan penyakit yang perlu kita basmi! Setiap toleransi akan suatu hal yang dilarang dalam Islam malah akan membuat umat muslim mengalami kemunduran. Umat muslim malah seperti di injak-injak dan dipaksa menghormati sesuatu yang haram dalam Islam.

Dari dulu Islam yang saya kenal itu selalu melawan dengan yang namanya kemaksiatan bukan malah memberikan ruang untuk mereka berkembang. Apalagi menyangkut pasangan, laki-laki diciptakan berpasangan dengan perempuan, perempuan diciptakan berpasangan dengan laki-laki dan disahkan melalui sebuah pernikahan dan itu adalah harga mati dan tidak ada toleransi sedikitpun.

Semoga kita semua selalu dalam bimbingan dan lindungan Allah SWT, dan jika kita mempunyai teman yang mempunyai perilaku menyimpang apalagi teman kita itu beragama Islam nasehati dia pelan-pelan dan tentunya selalu jaga jarak dengan dia dan doakan semoga segera diberi hidayah oleh Allah SWT. Aamiin..


EmoticonEmoticon